Rabu, 31 Oktober 2012

makalah cara mengukur potensial air umbi kentang

I.     PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Semua proses fisiologi di dalam jaringan tanaman tidak akan terjadi tanpa adanya air yang berperan penting dalam proses tersebut.  Selama pertumbuhan tanaman air memiliki peranan penting di antaranya berperan sebagai pelarut bahan-bahan organik, bahan utama proses fotosintesis dan lain-lain.  Jika tanaman mengalami stress air, maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut tidak akan berjalan normal.  Air masuk ke dalam sel tanaman melalui proses difusi, yang mana proses difusi ini terjadi karena perbedaan konsentrasi, yaitu konsentrasi di ruang yang dalam sel lebih rendah di bandingkan konsentrasi di luar sel.
Sel tumbuhan dapat mengalami kehilangan air yang besar jika potensial air di luar sel lebih rendah dibandingkan dengan potensial air di dalam sel, sehingga akan mengakibatkan volume isi sel akan menurun dan tidak akan mampu mengisi seluruh telah dibentuk oleh sel tersebut (Anonim, 2009).
2.1  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya praktikun tentang Mengukur Potensial Air Umbi Kentang ini adalah untuk mengetahui potensial osmotik pada umbi kentang dan ubi jalar.
kegunaan praktikum ini adalah agar para praktikan dapat mengidentifikasi peristiwa fisiologi tumbuhan terutama potensial osmotik umbi kentang.
II.     TINJAUAN PUSTAKA
2.1        Botani Kentang  (Solanum tuberosum)
Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman semusim yang berbentuk semak, termasuk dalam kerajaan Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida,  sub kelas asteridae, ordo solanales, famili solanaceae, genus solanum dan spesies solanum tubero L. (Nurmayulisun, 2009).
Menurut Sunaryono (2008), bentuk morfologi dari tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dimana bentuk morfologi batangnya  ada yang berbentuk bulat, slindris, pada bagian pucuk berbulu dan berwarna hijau muda.   Memiliki sistem perakaran tunggang dan berwarna putih kekuningan.
Daun dari tanaman kentang merupakan daun majemuk, berbulu dengan ujung meruncing, tepi rata, bagian pangkal daun runcing, panjang daun 12-15 cm, lebar     6-8 cm, memiliki pertulangan menyirip dan daun berwarna hijau.
Tanaman kentang memiliki bunga yang majemuk, bercabang dan berbentuk garpu di ujung serta di ketiak daun, memiliki kelopak dengan panjang 8.5-15 mm, bunga berwarna hijau keputih-putihan.  Mahkota bunga pendek, berbentuk lonjong dan berwarna putih.  Benang sari melekat pada tabung mahkota, memiliki bakal buah dengan  2-6 ruang di dalam mahkota bunga yang mengandung banyak bakal biji.  Tangkai putik berbentuk jarum dengan kepala putik yang kecil dan berwarna putih.  Buah dari tanaman kentang berbentuk bulat lonjong dan berwarna coklat.  Memiliki biji dengan bentuk pipih atau berbentuk ginjal dan berwarna kuning.
2.2        Mengukur Potensial Air
Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu system atau bagian system.  Dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air murni (juga dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta ketinggian yang sama potensial murni ditentukan sama dengan nol.  Faktor-faktor penghasil gradient yaitu konsentrasi atau aktifitas, suhu, tekanan, efek larutan terhadap potensial kimia pelarut, matriks.  Mengukur metode air dengan metode volume jaringan, metode chordate, metode tekanan uap (Anonim, 2005).
Besar jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oleh 4 macam komponen potensial, yaitu gravitasi, matriks, osmotik dan tekanan. Potensial gravitasi bergantung pada air di dalam daerah gravitasi.  Potensial matriks bergantung pada kekuatan mengikat air saat penyerapan.  Potensial osmotik bergantung pada hidrostatik atau tekanan angina dalam air (Deragon, 2005).
  III.      METODE PRAKTEK
3.1        Tempat dan Waktu
Praktikum tentang Mengukur Potensial Air Umbi Kentang ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.   Pada hari Rabu, tanggal 20 Oktober 2010, pada pukul 14.00 WITA sampai selesai.
3.2    Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cutter, alat pengebor gabus atau antena radio, mistar berskala milimeter, botol yang bermulut besar(botol selai) dan kertas label.
3.3    Cara Kerja
Cara kerjanya adalah dengan terlebih dahulu memilih umbi kentang (Solanum tuberosum L.) yang berukuran besar, kemudian membuat silinder umbi dengan alat pengebor sepanjang 40 mm sebanyak 2 buah, menyiapkan 6 botol selei dengan masing-masing diisi larutan sukrosa yang telah ditentukan sebanyak 30 ml,  setiap botolnya diisi dengan satu konsentrasi dengan memberikan label pada masing-masing botol.  Memasukan potongan umbi kedalam botol yang masing-masing diisi 2 potongan umbi, disarankan agar dapat dilakukan dengan capat untuk mengurangi terjadinya penguapan, botol ditutup dengan rapat selama percobaan itu berlangsung.  Selanjutnya membiarkan silinder umbi dalam larutan selama 2 jam untuk memberi kesempatan pada umbi melakukan keseimbangan dengan larutan sukrosa tersebut. Setelah 2 jam, umbi diambil dari botol             dan mengukurnya kembali panjang masing-masing dengan cermat dan mencatatnya dibuku. Kemudin menghitung panjang rata-rata dari kedua umbi yang ada serta membuat grafik dari data yang diperoleh dengan molaritas larutan sebagai sumbu X dan rata-rata panjang silinder sebagai sumbu Y, dan yang paling terakhir adalah menentukan dengan grafik pada konsentrasi berapakah molar silinder umbi tidak mengalami prubahan panjang.   
  IV.     HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1        Hasil
Dari hasil pengamatan tersebut dapat di ketahaui hasilnya sebagai berikut:
 Tabel 1.  Penambahan    panjang    Umbi    Kentang   ( Solanum  tuberosum  L.) 
              selama perendaman 2 jam.
Perlakuan (m)
Rata”panjangawal   (cm)
Rata”panjang akhir(cm)
Selisih
0,2 m
4 cm
4,35 cm
0,35
0,4 m
4 cm
3,85 cm
0,15
0,6 m
4 cm
3,75 cm
0,25
0,8 m
4 cm
3,75 cm
0,25
1,0 m
4 cm
4,45 cm
0,45
Control
4 cm
4,25 cm
0,25
 
Grafik 1.  Perubahan Panjang Umbi Kentang (Solanum tuberosum L.) Selama    2 Jam.
2    Pembahasan
Sesuai dengan hasil pengamatan di atas dapat dilihat bahwa umbi kentang (Sholanum tuberosum L.)  yang direndam di dalam air (kontrol) memiliki penambahan panjang dengan panjang akhir rata-rata yaitu 4,25 cm dari panjang awalnya 4 cm, hal ini disebabkan karena air memiliki viskositas (kekentalan) yang rendah sehingga menyebabkan air dengan mudah melakukan difusi ke dalam jaringan umbi kentang dan menyebabkan potensial air dalam sel umbi kentang menjadi meningkat.
Pada pengamatan dengan menggunakan larutan sukrosa, Meskipun larutan ini memiliki viskositas (kekentalan) yang cukup tinggi dari larutan sukrosa yang lainnya, Umbi Kentang (Sholanum tuberosum L.) yang direndam dalam larutan sukrosa 1,0 M memiliki rata-rata panjang akhir yang tertinggi, dengan panjang awal 4 cm dan panjang akhir 4,45 cm.  Hal ini disebabkan karena adanya kemungkinan pada saat perendaman umbi kentang memiliki potensial air yang cukup rendah sehingga larutan sukrosa dapat mengalir secara difusi ke dalam sel umbi kentang tanpa mengalami hambatan, sehingga potensial air dalam sel umbi kentang  meningkat.  Panjang akhir rata-rata umbi kentang yang terendah adalah pada umbi kentang yang direndam di dalam larutan sukrosa 0,6 dan 0,8 M dengan mengalami penyusutan panjang sebanyak 0,25 cm, hal ini disebabkan karena penambahan potensial air dalam sel umbi kentang sangat rendah meskipun viskositas larutan lebih rendah dibandingkan viskositas larutan sukrosa yang lainnya.
Dari hasil tersebut, ditemukan umbi Kentang yang di rendam di dalam larutan sukrosa 0,4 M 0,6 M dan 0.4 M dengan panjang akhirnya mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena larutan sukrosa mampu menyerap air secara osmosis dari dalam sel umbi kentang itu sendiri, sehingga terjadi penyusutan.
Air merupakan suatu molekul yang sederhana, terdiri dari satu atom O dan dua atom H sehingga berat molekulnya hanya 18 g/mol.  Salah satu karakteristik dari molekul air adalah memiliki viskositas yang rendah, sehingga air dapat mengalir dengan mudah ke dan dalam jaringan tumbuhan (Lakitan, 2004).
Larutan yang sering digunakan dalam mengestiminasi potensial air adalah larutan sukrosa (C12H22O11), sampel yang dimasukkan ke dalam seri larutan akan kehilangan atau menyerap air secara osmosis.  Jika densitas larutan tidak berubah, berarti potensial air sampel yang diuji sama dengan larutan sukrosa tersebut (Malik, 2008).
   V.     KESIMPULAN DAN SARAN
5.1        Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil yang telah diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.            Suatu tanaman jika direndam dalam suatu larutan, maka potensial air dalam sel tanaman tersebut akan berubah tergantung pada konsentrasi serta viskositas  larutan yang digunakan.
2.            Potensial air dalam sel suatu tanaman menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman itu sendiri, karena selama proses hidupnya tanaman membutuhkan air yang cukup banyak.
3.            Air masuk ke dalam sel tanaman melalui proses difusi, yang mana proses difusi ini terjadi karena perbedaan konsentrasi, yaitu konsentrasi di dalam sel lebih rendah di bandingkan konsentrasi di luar sel.
5.2         Saran
Diharapkan kepada asisten kiranya dapat mengarahkan para praktikan selama praktek berlangsung, agar jalanya  praktek yang dilaksanakan ini dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda