Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Hutan tropika basah di Indonesia terdiri atas
berbagai tipe hutan, yaitu hutan dataran rendah, hutan pegunungan,
hutan bakau, hutan rawa, hutan kerangas dan hutan pantai. Masing-masing
hutan tersebut mempunyai susunan jenis dan struktur yang berbeda.
Demikian pula tanah-tanah tempat tumbuhnya serta ketinggian dari
permukaan laut. Oleh karena itu sistem silvikultur yang diterapkan pada
masing-masing tipe hutan tersebut tidak perlu dan tidak dapat seragam,
jadi harus disesuaikan menurut kondisi tipe hutannya (Manan, 1998).
Selanjutnya Hadisaputo (2000) mengatakan bahwa pemilihan sistem
silvikultur harus sesuai dengan keadaan hutan, baik komposisi maupun
struktur hutannya serta kondisi ekologisnya.
Pemilihan dan penerapan sistem silvikultur yang
tepat bagi suatu kawasan perlu diperhatikan faktor-faktor penting
seperti inventarisasi, keadaan lapangan, pertimbangan masalah
lingkungan, bentuk-bentuk hasil kebijaksanaan pemerintah (Leutournear,
1979 dalam Thaib, 1986).
Kegiatan pengelolaan hutan, harus mempunyai
perencanaan yang matang dalam hal pemilihan sistem silvikultur, seperti
yang dikemukakan oleh Daniel dan Baker (1979) dalam Marsono (1987)
bahwa perumusan strategi silvukultur tergantung pada pemahaman tujuan
pengelolaan tegakan, maka kaidah-kaidah silvikultur berubah pula.
Manan (1982) dalam Thaib (1986) mengatakan bahwa sampai saat ini masih banyak rahasia yang belum sampai terungkapkan, diantaranya masalah riap, fenologi pembungaan dan toleransi cahaya. Oleh karena itu dalam memilih sistem silvikultur hendaklah berhati-hati.
Manan (1982) dalam Thaib (1986) mengatakan bahwa sampai saat ini masih banyak rahasia yang belum sampai terungkapkan, diantaranya masalah riap, fenologi pembungaan dan toleransi cahaya. Oleh karena itu dalam memilih sistem silvikultur hendaklah berhati-hati.
Sistem silvikultur adalah proses penanaman,
pemeliharaan, penebangan, penggantian suatu tegakan hutan untuk
menghasilkan produksi kayu atau hasil hutan lainnya dalam bentuk
tertentu (Troup, 1966 dalam Manan, 1998). Marsono (1987) mengemukakan
bahwa silvikultur adalah metode penanganan hutan dalam pandangan
silvikanya yang dimodifikasi dalam praktek oleh faktor-faktor ekonomi.
Sejarah sistem tebang pilih di Indonesia secara
resmi ditandai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Direktur Jenderal
Kehutanan Nomor 35/KPTS/DD/1/1972 tentang Pedoman Tebang Pilih Tanam
Indonesia, Tebang Habis dengan Permudaan Alam, Tebang Habis dengan
Penanaman Buatan, dan pedoman-pedoman pengawasannya. Selama masa
pelaksanaannya, dijumpai beberapa kesulitan, sehingga pada tahun 1989
diterbitkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 484/KPTS-II/1989
tentang sistem silvikultur pengelolaan hutan alam produksi di
Indonesia. Surat Keputusan ini kemudian ditindaklanjuti dengan SK.
Dirjen Pengusahaan Hutan Nomor 564/KPTS/IV-BPHH/89 tentang Pedoman
Tebang Pilih Indonesia. Pada tahun 1993, TPTI mengalami penyempurnaan
yaitu dengan diterbitkannya pedoman TPTI yang dituangkan dalam SK.
Dirjen Pengusahaan Hutan Nomor 151/Kpts-BPHH/1993 tanggal 13 Oktober
1993 (Anonim, 1993), kemudian SK. Dirjen ini diganti dengan SK. Dirjen
Bina Produksi Kehutanan Nomor P.9/VI/BPHA/2009 tanggal 21 Agustus 2009.
Tebang Pilih Tanam Indonesia adalah salah satu
sistem silvikultur yang diterapkan pada hutan-hutan alam yang tak
seumur di Indonesia. Sebagai salah satu sub sistem dari sistem
pengelolaan hutan, sistem silvikultur merupakan sarana utama untuk
mewujudkan hutan dengan struktur dan komposisi yang dikehendaki.
Pelaksanaan suatu sistem silvikultur yang sesuai dengan lingkungan
setempat telah menjadi tuntutan demi terwujudnya pengelolaan hutan yang
berkelanjutan (Anonim. 1993).
Tujuan Tebang Pilih Tanam Indonesia adalah
terbentuknya struktur dan komposisi tegakan hutan alam tak seumur yang
optimal dan lestari sesuai dengan sifat-sifat bioligi dan keadaan
tempat tumbuh aslinya. Ini ditandai dengan wujud tegakan yang
mengandung jumlah pohon, tiang dan permudaan jenis niagawi dengan mutu
dan produktivitas tinggi, didampingi oleh sejumlah jenis pohon lainnya
sehingga memenuhi tingkat keanekaragaman hayati yang diinginkan. Usaha
untuk mewujudkan tegakan optimal dan lestari tersebut harus dapat
dilakukan secara praktis, ekonomis dan memudahkan pemantauan dan
penilaian pelaksanaannya (Anonim, 1993).
PEDOMAN PELAKSANAAN
SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI)
SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI)
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN NOMOR : P.9/VI-BPHA/2009 TANGGAL : 21 Agustus 2009
I. PRINSIP-PRINSIP TPTI
1. Sistem silvikultur untuk tegakan tidak seumur
2. Teknik pemanenan dengan tebang pilih
3. Meningkatkan riap sebagai aset
4. Mempertahankan keanekaragaman hayati
2. Teknik pemanenan dengan tebang pilih
3. Meningkatkan riap sebagai aset
4. Mempertahankan keanekaragaman hayati
II. TUJUAN DAN SASARAN TPTI
Tujuan TPTI adalah meningkatkan produktivitas hutan
alam tegakan tidak seumur melalui tebang pilih dan pembinaan tegakan
tinggal dalam rangka memperoleh panenan yang lestari. Sasaran TPTI
adalah pada hutan alam produksi di areal IUPHHK atau KPHP.
III. PENGERTIAN
Pemanenan tebang pilih adalah tebangan berdasarkan
limit diameter tertentu pada jenis-jenis niagawi dengan tetap
memperhatikan keanekaragaman hayati setempat.
Pembinaan tegakan tinggal adalah kegiatan yang dikerjakan setelah kegiatan tebang pilih meliputi perapihan, pembebasan, pengayaan, pemeliharaan.
Pembinaan tegakan tinggal adalah kegiatan yang dikerjakan setelah kegiatan tebang pilih meliputi perapihan, pembebasan, pengayaan, pemeliharaan.
IV. TAHAP KEGIATAN TPTI
1 Penataan Areal Kerja (PAK)
2 Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP)
3 Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)
4 Pemanenan
5 Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Pengayaan
6 Pembebasan Pohon Binaan
7 Perlindungan dan Pengamanan Hutan
2 Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP)
3 Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)
4 Pemanenan
5 Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Pengayaan
6 Pembebasan Pohon Binaan
7 Perlindungan dan Pengamanan Hutan
Label: materi kuliah
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda