laporan lengkap tentang manajemen perencanaan SDH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum
memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet,
misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir,dan sesuai dengan jadwal.
Manajemen sebagai “proses yang khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, menggerkan dan pengawasan
yang dialkukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain”.
(George R. Terry, Ph.D).
Ilmu Perencanaan Hutan merupakan ilmu terapan yang
bersifat interdisiplin. Ilmu Perencanaan Hutan merupakan cabang dari Ilmu
Kehutanan yang membahas tentang pendayagunaan sumberdaya hutan beserta
faktor-faktor pendukungnya. Pendayagunaan termaksud mempersyaratkan adanya
pemahaman yang mendalam tentang ekosistem hutan serta pemahaman tentang
ilmu-ilmu pendukungnya seperti biologi, ekonomi, ilmu-ilmu sosial serta metode-metode
analisis kuantitatif untuk menganalisis dan mensintesis data dan informasi yang
relevan dengan penyusunan rencana pengelolaan hutan.
Ilmu Perencanaan Hutan dapat didefenisikan sebagai
ilmu yang membahas tentang penerapan konsep dan teori ilmu-ilmu biologi,
ekonomi, sosial dan analisis kuantitatif dalam pengelolaan sumberdaya hutan.
Pengelolaan yang dimaksudkan harus didasarkan atas hasil analisis yang mendalam
terhadap kondisi biofisik, ekonomi dan kondisi sosial-budaya pada dan di
sekitar hutan, dalam rangka menetapkan hasil berupa barang dan jasa yang akan
diperoleh, serta dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan
pengelolaan terhadap lingkungan, baik terhadap lingkungan biofisik maupun
terhadap lingkungan sosial, ekonomi dan budaya.
Pengelolaan hutan yang optimal, pada hakekatnya, hanya
mungkin dilaksanakan jika didasarkan pada suatu perencanaan yang baik dan
benar, sedang perencanaan yang baik dan benar adalah perencanaan yang dapat
mengakomodir dan merefleksikan potensi atau daya dukung dari sumberdaya hutan
yang menjadi obyek pengelolaan.
Perencanaan kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penentuan
kegiatan dan perangkat yang diperlukan untuk member pedoman dan arah bagi
pengurusan hutan, dalam rangka menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan
kehutanan, yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, secara berkeadilan
dan berkelanjutan.
Tujuan perencanaan kehutanan adalah mewujudkan
penyelenggaraan kehutanan yang efektif dan efisien untuk mencapai manfaat dan
fungsi hutan secara optimum dan lestari
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuannya yaitu untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen dan untuk
mengetahui cara mengukur pohon, tiang dan pancang. Juga untuk mengetahui cara
perhitungan mencari luas, diameter dan volume suatu pohon.
Keguanaannya yaitu untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang
manajemen serta cara pengukuran menggunakan hagameter.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bila kita
mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen
mengandung tiga pengertian yaitu :
1.
Manajemen sebagai suatu proses.
Manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan
oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut
pengertian yang pertama, itu dikemukaan tiga buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen
adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu
diselenggarakan dan diawasi. Selanjutnya, manajemen adalah fungsi untuk
mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu
untuk mencapai tujuan yang sama.(Ricky W. Griffin)
2.
Manajemen sebagai kolektivitas
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu
disebut manajemen.( George R. Terry, Ph.D)
3.
Manajemen sebagai suatu seni
(Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science).
Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau
suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman
pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang
lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu
sama mengandung kebenarannya.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka
kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.(G.R. Terry)
Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.(G.R. Terry)
Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan
menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dari gambar di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu
keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana
keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai
suatu tujuan organisasi.(James A.F.Stoner)
Konsep “Pengelolaan
smberdaya hutan berbasis ekosistem” disepakati untuk disebut
sebagai Konsep
Pengelolaan Hutan Lestari atau PHL (Sustainable Forest Management atau SFM).
Dalam konsep ini, setiap ekosistem hutan dipandang sebagai satu atau beberapa
bagian bentang alam, sehingga pengelolaan hutan pada dasarnya merupakan bagian
dari pengelolaan suatu kesatuan bentang alam (tempat ekosistem tersebut berada),
dan karena itu prinsip dasar pengelolaan hutan harus sejalan dengan prinsip dasar
dalam pengelolaan ekosistem bentang alam.
Prinsip dasar dalam
pengelolaan bentang alam yang juga berlaku dalam PHL (menurut Franklin, 1993)
meliputi lima komponan penting, yaitu :
1. Pemikiran holistik : menekankan pada kesatuan
ekosistem, tidak hanya kepada spesies atau produk tertentu saja
2. Perencanaan pada
skala ruang yang besar atau luas (bentang alam atau wilayah)
3. Pengenalan
terhadap kepentingan pemeliharaan habitat
4. Pengelolaan terhadap peran ganda komponen-komponen
ekosistem yang paling meluas (melimpah)
dalam mengkonservasi keanekaragaman dan paling banyak berinteraksi dengan
komponen yang lain sehingga memiliki peranan sangat dominan (penting) dalam
menentukan fungsi suatu bentang alam.
5. Adanya kesadaran bahwa tidak semua unsur dalam
suatu bentang alam memiliki peran yang sama, dan tidak selalu diperlukan adanya
keanekaragam yang tinggi dalam suatu bentang alam.
Pengelolaan Hutan
Berbasis Ekosistem sudah diakomodasi dalam konsep Pengelolaan Hutan Lestari
(PHL). Berikut dikemukakan tiga defenisi tentang PHL (Helms, 1998), yaitu :
1. PHL adalah suatu praktek pengelolaan hutan untuk
mendapatkan manfaat dan nilai- nilai sumberdaya hutan bagi generasi sekarang
dengan tidak mengorbankan produktivitas dan kualitasnya bagi kepentingan
generasi yang akan datang (Hasil UNCED, United Nation Conference on Environment
and Development di Rio de Janeiro, Brasil, 1992)
2. PHL adalah pengurusan dan penggunaan hutan dan
lahan hutan melalui cara dan pada tingkat yang dapat mempertahankan
keanekaragaman hayati, beserta produktivitas, kapasitas regenerasi, serta
kemampuan mempertahankan hidup dan potensinya, untuk memenuhi fungsi-fungsi
ekologi yang sesuai, ekonomi dan social pada saat ini dan di masa mendatang,
serta tidak menyebabkan kerusakan bagi ekosistem lainnya (Hasil Konferensi
Perlindungan Hutan Tingkat Menteri di Eropa, Helsinki, 1993)
3. PHL adalah proses mengelola hutan untuk mencapai
satu atau lebih tujuan pengelolaan tertentu secara tegas, dalam menghasilkan
barang dan jasa hutan yang diperlukan secara berkelanjutan, tanpa menyebabkan
pengurangan nilai dan produktivitas hutan di masa yang datang dan tanpa
menimbulkan dampak yang tidak diharapkan terhadap lingkungan fisik dan sosial
(Internastional Tropical Timber Organization, ITTO, 1998)
BAB III
MATERI DAN METODE
PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktek manajemen dan perencanaan sumber daya hutan
dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 11 Desember 2011 di Desa Lanta Kecamatan
Labuan Kabupaten Donggala Kota Palu.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan pada saat praktek yaitu tally sheet, pita
ukur, hagameter , tali rafia (plot ukuran 5m x 5m, 10m x 10 m, 20m x 20m).
3.3 Pengolahan Data
a. Cara menghitung volume dan diameter pohon,
tiang, pancang
Volume =
Diameter = k / п
• ACA =
• AAC =
• AAC = Ia +
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
• Tabel
Hasil Pengukuran Pohon
No
|
Jenis
|
Keliling
|
Diameter
|
TBC
|
Tinggi
Total
|
Volume
|
1
|
Pohon 1
|
300 cm = 3 m
|
96 cm = 0,96 m
|
40o/5 m
|
60o/10= 18,72 m
|
9,480
|
2
|
Pohon 2
|
93 cm = 0,93 m
|
30 cm = 0,3 m
|
50o/15 m
|
60o/15= 19,265 m
|
0,952
|
3
|
Pohon 3
|
230 cm = 2,3 m
|
73 cm = 0,73 m
|
40o/15 m
|
50o/15= 19,265 m
|
5,641
|
4
|
Pohon 4
|
160 cm = 1,6 m
|
51 cm = 0,51 m
|
40o/15 m
|
50o/15= 11,605 m
|
2,753
|
5
|
Pohon 5
|
130 cm = 1,3 m
|
41 cm = 0,41 m
|
50o/15 m
|
70o/15= 13,31 m
|
3,935
|
• Tabel Hasil Pengukuran Tiang
No
|
Jenis
|
Keliling
|
Diameter
|
TBC
|
Tinggi
Total
|
Volume
|
1
|
Tiang 1
|
90 cm = 0,9 m
|
29 cm = 0,29 m
|
-
|
50o/10 = 13,31 m
|
0,724
|
2
|
Tiang 2
|
91 cm = 0,91 m
|
29 cm = 0,29 m
|
-
|
55o/10 = 15,68 m
|
0,615
|
3
|
Tiang 3
|
60 cm = 0,6 m
|
19 cm = 0,19
|
-
|
40o/10 = 9,79 m
|
0,194
|
4
|
Tiang 4
|
54 cm = 0,54 m
|
17 cm = 0,19 m
|
-
|
45o/10 = 11,4 m
|
0,181
|
• Tabel Hasil Pengukuran Pancang
No
|
Jenis
|
Keliling
|
Diameter
|
TBC
|
Tinggi
Total
|
Volume
|
1
|
Pancang 1
|
10 cm = 0,1 m
|
3 cm = 0,03 m
|
-
|
-
|
0,003
|
2
|
Pancang 2
|
9 cm = 0,09 m
|
3 cm = 0,03 m
|
-
|
-
|
0,003
|
3
|
Pancang 3
|
10 cm = 0,1 m
|
3 cm = 0,03 m
|
-
|
-
|
0,003
|
4
|
Pancang 4
|
8 cm = 0,08 m
|
3 cm = 0,03 m
|
-
|
-
|
0,003
|
4.2 Pembahasan
4..2.1
Volume Pohon
• VP1 =
= ¼ x 3,14 x (0,96)²
x 18,72 x 0,7
= 9,480
• VP2 = ¼ x 3,14 x (0,3)² x 19,265 x 0,7
=
0,952
• VP3 = ¼ x
3,14 x (0,73)² x 19,265 x 0,7
=
5,641
• VP4 = ¼ x
3,14 x (0,51)² x 19,265 x 0,7
=
2,753
• VP5 = ¼ x
3,14 x (0,41)² x 42,605 x 0,7
=
3,935
4.2.2 Volume Tiang
• VT1 = ¼ x
3,14 x (0,29)² x 13,31 x 0,7
=
0,724
• VT2 = ¼ x
3,14 x (0,29)² x 15,68 x 0,7
=
0,615
• VT3 = ¼ x
3,14 x (0,19)² x 9,79 x 0,7
=
0,194
• VT4 = ¼ x
3,14 x (0,17)² x 11,4 x 0,7
=
0,181
4.2.3 Volume Pancang
• VPancang1 = ¼ x
3,14 x (0,03)² x 7,355 x 0,7
=
0,003
• Vpancang2 = ¼ x
3,14 x (0,03)² x 7,355 x 0,7
=
0,003
• VPancang1 = ¼ x
3,14 x (0,03)² x 7,355 x 0,7
=
0,003
• VPancang1 = ¼ x
3,14 x (0,03)² x 7,355 x 0,7
=
0,003
Dik :
TA =
4000 + (No Stb x 10)
R,
P, N = 35 Thn
Ia =
5
• ACA =
=
= 103,71 m³
• AAC =
=
=
= 1,399 m³
Va = 24,487
Vn = 24,487-13
= 11,487
• AAC = Ia +
= 18149,25 +
= 18149 + ( )
= 18149,25+ 0,37
= 18149,62
•
AAC = x 0,7
= x 0,7
= 0,489
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan
dan perhitungan yang saya lakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Hasil diameter pohon 1 sampai
pohon 5, ternyata tidak sama dan diameter yg paling tinggi terdapat pada pohon
1
Hasil diameter tiang 1 sampai
tiang 5, ternyata tidak sama dan diameter yang paling tinggi terdapat pada
tiang 2.
Hasil diameter pancang 1 sampai
pancang 5 ternyata tidak sama dan diameter yang paling tinggi terdapat pada
pancang 1 dan 3.
Hasil volume dari pohon, tiang dan
pancang tidak sama karena memiliki diameter yang berbeda-beda dan dari ketiga
bagian itu yang memiliki volume yang paling tinggi yaitu pohon.
5.2 Saran
Setelah praktek
manajemen dan perencanaan SDH, kami menyarankan agar praktek selanjutnya bisa
lebih baik, dan untuk asistennya kalau bisa sebelum praktek dimulai, kami
dikasi pengarahan dulu supaya dalam tidak terdapat kesalahan dalam melaksanakan
praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, F. dan B.
Sirait. 1984. PDE – Perencanaan Dan Evaluasi. Suatu Sistem untuk Proyek
Pembangunan. Bina Aksara Jakarta.
Ali, T.H. 1989.
Prinsip-prinsip Network Planning. PT. Gramedia, Jakarta.
Arney, J.D. and K.S.
Milner. 2000. Biometrics of Forest Inventory, Forest Growth, and Forest
Planning. Forest Biometrics Library, St Regis- Montana.
Books.google.co.id
Buongiorno, J. and
J.K. Gilles. 2003. Decision Methods for Forest Resources Management. Academic
Press, New York.
Davis, L.S. and
K.N. Johnson. 1987. Forest Management. Third Edition.
McGraw-Hill Book Co., New York.
wartawarga.gunadarma.ac.id
www.scribd.com/doc/499224/pengertian-manajemen
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................ vii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan..................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3
BAB III. MATERI DAN METODE
PRAKTIK........................................... 9
3.1 Waktu dan Tempat............................................................................ 9
3.2 Bahan dan Alat............................................................................... 9
3.3 Pengolahan Data.................................................................................. 9
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 10
4.1 Hasil
.................................................................................................... 10
4.2 Pembahasan......................................................................................... 11
4.2.1 volume tiang,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
............................................................ 11
a. Menghitung Diameter Pohon 1
sampai Pohon 5 .....................
11
b. Menghitung Volume Pohon 1 sampai
Pohon 5 ...................... 11
4.2.2 volume Tiang.................
............................................................ 11
a. Menghitung Diameter Tiang
1samapi Tiang 5 .......................
11
b. Menghitung Volume Tiang 1 sampai Tiang 5
........................ 11
4.2.3 volume Pancang ................
........................................................ 12
a. Menghitung Diameter Pancang 1
..........................................
13
b. Menghitung Diameter Pancang 2
..........................................
13
c. Menghitung Diameter Pancang 3
.......................................... 13
d. Menghitung Diameter Pancang 4
.......................................... 13
B VI. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 14
5.1 Kesimpulan.................................................................................14
5.2 Saran...........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Label: materi kuliah
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda