Selasa, 06 November 2012

laporan lengkap tentang manajemen perencanaan SDH


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir,dan sesuai dengan jadwal.
Manajemen sebagai “proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, menggerkan dan pengawasan yang dialkukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain”. (George R. Terry, Ph.D).

Ilmu Perencanaan Hutan merupakan ilmu terapan yang bersifat interdisiplin. Ilmu Perencanaan Hutan merupakan cabang dari Ilmu Kehutanan yang membahas tentang pendayagunaan sumberdaya hutan beserta faktor-faktor pendukungnya. Pendayagunaan termaksud mempersyaratkan adanya pemahaman yang mendalam tentang ekosistem hutan serta pemahaman tentang ilmu-ilmu pendukungnya seperti biologi, ekonomi, ilmu-ilmu sosial serta metode-metode analisis kuantitatif untuk menganalisis dan mensintesis data dan informasi yang relevan dengan penyusunan rencana pengelolaan hutan.
Ilmu Perencanaan Hutan dapat didefenisikan sebagai ilmu yang membahas tentang penerapan konsep dan teori ilmu-ilmu biologi, ekonomi, sosial dan analisis kuantitatif dalam pengelolaan sumberdaya hutan. Pengelolaan yang dimaksudkan harus didasarkan atas hasil analisis yang mendalam terhadap kondisi biofisik, ekonomi dan kondisi sosial-budaya pada dan di sekitar hutan, dalam rangka menetapkan hasil berupa barang dan jasa yang akan diperoleh, serta dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan pengelolaan terhadap lingkungan, baik terhadap lingkungan biofisik maupun terhadap lingkungan sosial, ekonomi dan budaya.
Pengelolaan hutan yang optimal, pada hakekatnya, hanya mungkin dilaksanakan jika didasarkan pada suatu perencanaan yang baik dan benar, sedang perencanaan yang baik dan benar adalah perencanaan yang dapat mengakomodir dan merefleksikan potensi atau daya dukung dari sumberdaya hutan yang menjadi obyek pengelolaan.
Perencanaan kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penentuan kegiatan dan perangkat yang diperlukan untuk member pedoman dan arah bagi pengurusan hutan, dalam rangka menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan kehutanan, yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, secara berkeadilan dan berkelanjutan.
Tujuan perencanaan kehutanan adalah mewujudkan penyelenggaraan kehutanan yang efektif dan efisien untuk mencapai manfaat dan fungsi hutan secara optimum dan lestari
1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuannya yaitu untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen dan untuk mengetahui cara mengukur pohon, tiang dan pancang. Juga untuk mengetahui cara perhitungan mencari luas, diameter dan volume suatu pohon.
Keguanaannya yaitu untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang manajemen serta cara pengukuran menggunakan hagameter.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :
1.      Manajemen sebagai suatu proses.
Manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama, itu dikemukaan tiga buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Selanjutnya, manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.(Ricky W. Griffin)
2.      Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.( George R. Terry, Ph.D)
3.      Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science).
Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.(G.R. Terry)
Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari gambar di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.(James A.F.Stoner)
Konsep “Pengelolaan smberdaya hutan berbasis ekosistem” disepakati untuk disebut
sebagai Konsep Pengelolaan Hutan Lestari atau PHL (Sustainable Forest Management atau SFM). Dalam konsep ini, setiap ekosistem hutan dipandang sebagai satu atau beberapa bagian bentang alam, sehingga pengelolaan hutan pada dasarnya merupakan bagian dari pengelolaan suatu kesatuan bentang alam (tempat ekosistem tersebut berada), dan karena itu prinsip dasar pengelolaan hutan harus sejalan dengan prinsip dasar dalam pengelolaan ekosistem bentang alam.
Prinsip dasar dalam pengelolaan bentang alam yang juga berlaku dalam PHL (menurut Franklin, 1993) meliputi lima komponan penting, yaitu :
1. Pemikiran holistik : menekankan pada kesatuan ekosistem, tidak hanya kepada spesies atau produk tertentu saja
2. Perencanaan pada skala ruang yang besar atau luas (bentang alam atau wilayah)
3. Pengenalan terhadap kepentingan pemeliharaan habitat
4. Pengelolaan terhadap peran ganda komponen-komponen ekosistem yang  paling meluas (melimpah) dalam mengkonservasi keanekaragaman dan paling banyak berinteraksi dengan komponen yang lain sehingga memiliki peranan sangat dominan (penting) dalam menentukan fungsi suatu bentang alam.
5. Adanya kesadaran bahwa tidak semua unsur dalam suatu bentang alam memiliki peran yang sama, dan tidak selalu diperlukan adanya keanekaragam yang tinggi dalam suatu bentang alam.
Pengelolaan Hutan Berbasis Ekosistem sudah diakomodasi dalam konsep Pengelolaan Hutan Lestari (PHL). Berikut dikemukakan tiga defenisi tentang PHL (Helms, 1998), yaitu :
1. PHL adalah suatu praktek pengelolaan hutan untuk mendapatkan manfaat dan nilai- nilai sumberdaya hutan bagi generasi sekarang dengan tidak mengorbankan produktivitas dan kualitasnya bagi kepentingan generasi yang akan datang (Hasil UNCED, United Nation Conference on Environment and Development di Rio de Janeiro, Brasil, 1992)
2. PHL adalah pengurusan dan penggunaan hutan dan lahan hutan melalui cara dan pada tingkat yang dapat mempertahankan keanekaragaman hayati, beserta produktivitas, kapasitas regenerasi, serta kemampuan mempertahankan hidup dan potensinya, untuk memenuhi fungsi-fungsi ekologi yang sesuai, ekonomi dan social pada saat ini dan di masa mendatang, serta tidak menyebabkan kerusakan bagi ekosistem lainnya (Hasil Konferensi Perlindungan Hutan Tingkat Menteri di Eropa, Helsinki, 1993)
3. PHL adalah proses mengelola hutan untuk mencapai satu atau lebih tujuan pengelolaan tertentu secara tegas, dalam menghasilkan barang dan jasa hutan yang diperlukan secara berkelanjutan, tanpa menyebabkan pengurangan nilai dan produktivitas hutan di masa yang datang dan tanpa menimbulkan dampak yang tidak diharapkan terhadap lingkungan fisik dan sosial (Internastional Tropical Timber Organization, ITTO, 1998)


BAB III
MATERI DAN METODE
PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat
      Pelaksanaan praktek manajemen dan perencanaan sumber daya hutan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 11 Desember 2011 di Desa Lanta Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Kota Palu.
3.2 Bahan dan Alat
      Bahan dan alat yang digunakan pada saat praktek yaitu tally sheet, pita ukur, hagameter , tali rafia (plot ukuran 5m x 5m, 10m x 10 m, 20m x 20m).
3.3 Pengolahan Data
      a. Cara menghitung volume dan diameter pohon, tiang, pancang
            Volume           =  
            Diameter         =  k / п
            • ACA = 
          AAC =  
AAC = Ia  +



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
            • Tabel Hasil Pengukuran Pohon

No
Jenis
Keliling
Diameter
TBC
Tinggi Total
Volume
1
Pohon 1
300 cm = 3 m
96 cm = 0,96 m
40o/5 m
60o/10= 18,72 m
9,480
2
Pohon 2
93 cm = 0,93 m
30 cm = 0,3 m
50o/15 m
60o/15= 19,265 m
0,952
3
Pohon 3
230 cm = 2,3 m
73 cm = 0,73 m
40o/15 m
50o/15= 19,265 m
5,641
4
Pohon 4
160 cm = 1,6 m
51 cm = 0,51 m
40o/15 m
50o/15= 11,605 m
2,753
5
Pohon 5
130 cm = 1,3 m
41 cm = 0,41 m
50o/15 m
70o/15= 13,31  m
3,935

            Tabel Hasil Pengukuran Tiang

No
Jenis
Keliling
Diameter
TBC
Tinggi Total
Volume
1
Tiang 1
90 cm = 0,9 m
29 cm = 0,29 m
-
50o/10 = 13,31 m
0,724
2
Tiang 2
91 cm = 0,91 m
29 cm = 0,29 m
-
55o/10 = 15,68 m
0,615
3
Tiang 3
60 cm = 0,6 m
19 cm = 0,19
-
40o/10 = 9,79 m
0,194
4
Tiang 4
54 cm = 0,54 m
17 cm = 0,19 m
-
45o/10 = 11,4 m
0,181

            • Tabel Hasil Pengukuran Pancang

No
Jenis
Keliling
Diameter
TBC
Tinggi Total
Volume
1
Pancang 1
10 cm = 0,1 m
3 cm = 0,03 m
-
-
0,003
2
Pancang 2
9 cm = 0,09 m
3 cm = 0,03 m
-
-
0,003
3
Pancang 3
10 cm = 0,1 m
3 cm = 0,03 m
-
-
0,003
4
Pancang 4
8 cm = 0,08 m
3 cm = 0,03 m
-
-
0,003



4.2 Pembahasan
4..2.1 Volume Pohon
• VP1        =  
= ¼ x 3,14 x (0,96)² x 18,72 x 0,7
= 9,480
• VP2        =  ¼ x 3,14 x (0,3)² x 19,265 x 0,7
                  = 0,952
• VP3        = ¼ x 3,14 x (0,73)² x 19,265 x 0,7
                  = 5,641
• VP4        = ¼ x 3,14 x (0,51)² x 19,265 x 0,7
                  = 2,753
• VP5        = ¼ x 3,14 x (0,41)² x 42,605 x 0,7
                  = 3,935
4.2.2 Volume Tiang
• VT1        = ¼ x 3,14 x (0,29)² x 13,31 x 0,7
                  = 0,724
• VT2        = ¼ x 3,14 x (0,29)² x 15,68 x 0,7
                  = 0,615
• VT3        = ¼ x 3,14 x (0,19)² x 9,79 x 0,7
                  = 0,194
• VT4        = ¼ x 3,14 x (0,17)² x 11,4 x 0,7
                  = 0,181
4.2.3 Volume Pancang
• VPancang1   = ¼ x 3,14 x (0,03)² x 7,355 x 0,7
                        = 0,003
• Vpancang2   = ¼ x 3,14 x (0,03)² x 7,355 x 0,7
                        = 0,003
• VPancang1   = ¼ x 3,14 x (0,03)² x 7,355 x 0,7
                        = 0,003
• VPancang1   = ¼ x 3,14 x (0,03)² x 7,355 x 0,7
                        = 0,003
Dik :
                  TA = 4000 + (No Stb x 10)
                  R, P, N = 35 Thn
                  Ia = 5
ACA = 
          =
         = 103,71 m³
          AAC =  
          =
          =
         = 1,399 m³
                       
Va = 24,487
                        Vn = 24,487-13
                              = 11,487
AAC = Ia  +  
            = 18149,25 +
            = 18149 + (  )
          = 18149,25+ 0,37
            = 18149,62
• AAC =  x 0,7
            =  x 0,7
            = 0,489





BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
      Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang saya lakukan, dapat disimpulkan bahwa :
*      Hasil diameter pohon 1 sampai pohon 5, ternyata tidak sama dan diameter yg paling tinggi terdapat pada pohon 1
*      Hasil diameter tiang 1 sampai tiang 5, ternyata tidak sama dan diameter yang paling tinggi terdapat pada tiang 2.
*      Hasil diameter pancang 1 sampai pancang 5 ternyata tidak sama dan diameter yang paling tinggi terdapat pada pancang 1 dan 3.
*      Hasil volume dari pohon, tiang dan pancang tidak sama karena memiliki diameter yang berbeda-beda dan dari ketiga bagian itu yang memiliki volume yang paling tinggi yaitu pohon.

5.2 Saran
      Setelah praktek manajemen dan perencanaan SDH, kami menyarankan agar praktek selanjutnya bisa lebih baik, dan untuk asistennya kalau bisa sebelum praktek dimulai, kami dikasi pengarahan dulu supaya dalam tidak terdapat kesalahan dalam melaksanakan praktek.

DAFTAR PUSTAKA
Aji, F. dan B. Sirait. 1984. PDE – Perencanaan Dan Evaluasi. Suatu Sistem untuk Proyek Pembangunan. Bina Aksara Jakarta.
Ali, T.H. 1989. Prinsip-prinsip Network Planning. PT. Gramedia, Jakarta.
Arney, J.D. and K.S. Milner. 2000. Biometrics of Forest Inventory, Forest Growth, and Forest Planning. Forest Biometrics Library, St Regis- Montana.
Books.google.co.id
Buongiorno, J. and J.K. Gilles. 2003. Decision Methods for Forest Resources Management. Academic Press, New York.
Davis, L.S. and K.N. Johnson. 1987. Forest Management. Third Edition.
McGraw-Hill Book Co., New York.
wartawarga.gunadarma.ac.id
www.scribd.com/doc/499224/pengertian-manajemen

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................   i       
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................    ii
KATA PENGANTAR..................................................................................     iii
DAFTAR ISI.................................................................................................     iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................     vi
DAFTAR TABEL........................................................................................     vii
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................      1   
1.1  Latar Belakang..................................................................................      1
       1.2 Tujuan dan Kegunaan.....................................................................        2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................      3
BAB III. MATERI DAN METODE PRAKTIK........................................... 9
3.1  Waktu dan Tempat............................................................................     9
3.2  Bahan dan Alat...............................................................................        9
3.3  Pengolahan Data..................................................................................   9
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 10
4.1  Hasil ....................................................................................................   10
       4.2  Pembahasan.........................................................................................   11
             4.2.1 volume tiang,,,,,,,,,,,,,,,,,,, ............................................................   11
                    a. Menghitung Diameter Pohon 1 sampai Pohon 5 .....................    11
                     b. Menghitung Volume Pohon 1 sampai Pohon 5 ......................    11
             4.2.2 volume Tiang................. ............................................................    11
                     a. Menghitung Diameter Tiang 1samapi Tiang 5 .......................    11
                     b. Menghitung Volume Tiang 1 sampai Tiang 5 ........................    11
             4.2.3 volume Pancang ................ ........................................................    12
                      a. Menghitung Diameter Pancang 1 ..........................................    13
                      b. Menghitung Diameter Pancang 2 ..........................................    13
                      c. Menghitung Diameter Pancang 3 ..........................................    13
                      d. Menghitung Diameter Pancang 4 ..........................................    13

B VI. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 14
                    5.1 Kesimpulan.................................................................................14
                    5.2 Saran...........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA                                                                                      
LAMPIRAN


















Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda